Majene, 23 April 2025 –Pemerintah Kabupaten Majene bersama Indonesian Centre for Nutrition Studies (ICONS) FKM Universitas Hasanuddin dan Koalisi Fortifikasi Indonesia (KFI) menyelenggarakan kegiatan Diseminasi dan Sosialisasi Hasil Pemantauan Fortifikasi Garam Beryodium di Hotel Villa Bogor, Kecamatan Banggae Timur, Majene. Kegiatan ini merupakan bentuk nyata komitmen lintas sektor dalam mempercepat pencapaian Universal Salt Iodization (USI) di Sulawesi Barat.
Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan dari berbagai lembaga nasional dan daerah, termasuk BAPPENAS, BPOM, Bappeda dari berbagai kabupaten, Dinas Kesehatan, Dinas Perdagangan, Dinas Ketahanan Pangan, dan unsur Puskesmas. Diselenggarakan secara hybrid, kegiatan ini menjadi ruang strategis untuk menyampaikan hasil pemantauan distribusi dan konsumsi garam beryodium di 30 desa di Kabupaten Majene.
Dalam sambutannya, Direktur Eksekutif KFI, Dra. Nina Sardjunani, MA, menekankan pentingnya fortifikasi pangan sebagai bagian dari strategi nasional untuk mengatasi kekurangan zat gizi mikro seperti yodium. Kepala BAPPERIDA Sulawesi Barat, Dr. Junda Maulana, juga menyampaikan apresiasinya atas komitmen Majene dalam membangun kebijakan lokal seperti Peraturan Bupati No. 1 Tahun 2025 tentang Percepatan Program Garam Beryodium.
Paparan hasil pemantauan oleh Prof. dr. Veni Hadju, M.Sc., Ph.D. dari ICONS Unhas menunjukkan bahwa 72% garam rumah tangga telah memenuhi kadar yodium sesuai standar WHO (>30 ppm), namun ditemukan juga variasi signifikan antar merek, bahkan ada produk bermerek yang tidak mengandung yodium sama sekali. Hal ini menjadi alarm bagi pentingnya pengawasan mutu dan distribusi garam, terutama dari luar daerah.
Dalam sesi diskusi, para peserta menggarisbawahi pentingnya membentuk forum koordinasi lintas-OPD di tingkat kabupaten, penguatan edukasi masyarakat, serta pengawasan menyeluruh dari produksi hingga konsumsi. Kabupaten Majene juga didorong untuk mulai membina produsen lokal dan memperkuat jalur distribusi ke wilayah terpencil.
Kegiatan ini menghasilkan rencana tindak lanjut berupa monitoring tahunan konsumsi garam beryodium, penguatan peran Dinas Perdagangan dan BPOM dalam pengawasan mutu, serta penyusunan roadmap menuju pencapaian cakupan konsumsi garam beryodium 100% pada tahun 2029. Forum juga mendorong replikasi praktik baik dari Majene ke kabupaten lain di Sulawesi Barat sebagai bagian dari strategi penurunan stunting berbasis bukti.
Melalui kegiatan ini, Kabupaten Majene dinilai memiliki potensi kuat untuk menjadi model nasional dalam pelaksanaan program fortifikasi garam yang terintegrasi, berbasis data, dan didukung oleh regulasi yang kuat. Sinergi antara akademisi, pemerintah daerah, lembaga pengawas, dan masyarakat sipil menjadi fondasi utama dalam mewujudkan masyarakat bebas GAKI dan stunting.
0 Comments